Dari beberapa sumber yang saya telusuri di internet. Memang penyebab penyakit yang berkaitan dengan pigmen kulit ini masih belum dapat dipastikan. Yang menarik adalah pengakuan dua costumer saya yang mengalami vitiligo.
Costumer pertama seorang perempuan muda asal Banda Aceh. Mengontak saya lebih dari setahun lalu. Ketika itu di menceritakan bahwa dia dan sang suami sama-sama mengalami vitiligo pasca mereka berdua menggunakan sabun kecantikan yang mengandung pemutih.
Costumer kedua baru mengontak saya kira-kira seminggu lalu. Saat saya coba tanya, apa produk kosmetik yang digunakannya. Dia menjawab, enggak tahu, enggak ada nama (merk maksudnya) di kemasan. Ah, saya khawatir dia sudah menggunakan krim abal-abal.
Maka kepadanya saya menyarankan, sebaiknya pakai kosmetik yang pasti-pasti saja. Kalau di kemasannya merk saja tak tercantum, bagaiman isinya bisa dipertanggung jawabkan?
Beberapa waktu lalu saya sempat bertelepon dengan Bu Anita Krishnandari . Beliau sempat mengingatkan saya, vitiligo bisa jadi disebabkan penggunaan produk-produk skincare berpemutih. Mungkin pandangan ini ada benarnya, mengingat kasus yang terjadi pada dua dari sekian costumer vitiligo saya.
So, masih mau ambil risiko menggunakan kosmetik abal-abal? Pikir berkali-kali deh, ya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar